Rabu, 02 Desember 2009

BERBAHAGIALAH


Berbahagialah  hai  jiwaku, yang  merasakan perlindungan  dari Sang  Maha tinggi  setiap  waktu, tanpa  aku  terlalu menyadarinya  dengan  lebih baik. Hari-hari  berlalu  biasa  saja  , tanpa  jasa  sedikit pun bahkan tanpa  kuminta  untuk  dijaga dan  dilindungi. Tidak  juga  karena  aku  terlalu  percaya,  tetapi  sungguh karena  KEMURAHAN  ALLAHKU  yang  kuimani dan kucintai.

Berbahagialah hai jiwaku, yang  merasakan dan mengalami  diampuni  dan dibebaskan  dari  kesalahan dan kelemahanku. Saat-saat  kelemahan  mendera  hati  bahkan  tanpa  kusadari kelemahan dan dosa  bagaikana  jerat-jerat  yang  sulit  dilepaskan, tetapi tiba-tiba  aku selalu   merasa bebas. Dari  diriku  dan  hakekat  diriku,  sungguh  tidak berdaya  untuk  keluar  dari  jerat-jerat  maut  itu, tetapi  sungguh karena  KERAHIMAN  ALLAHku  yang  kuimani  dna kucintai.

Berbahagialah  hai jiwaku,  yang  merasakan selalu  bertumbuh dan berkembang, tidak  hanya  ragaku  tetapi  juga  imanku  dan pengharapanku. Aku  yang  seharusnya layu, mati  karena  ganasnya  sengatan  sungut-sungut  maut, juga  yang  ragaku, dimakan  oleh usia, oleh penyakit  dan segala  jenis  virus  yang melumpuhkan,  aku  yang  organ-organ penting  dalam tubuh, dihinggapi  bakteri  yang  mematikan. Iman dan pengharapanku  yang  semula  tidak lebih  baik  dari  binatang-binatang  piaraanku  yang  tidak punya  akal budi  dan hati nurani, aku  yang   berani berjalan  sekian jauh  dalam kesendirian  dan  terlalu nekat  untuk  berenang  di lautan  lepas, tanpa  punya  apa-apa…. Aku  masih mendapati  diriku, masih bernapas… bernapas  dengan udara  dan   bernapas  dalam  Roh. Itu  bukan  karena  ada  sesuatu  yang  baik dari  diriku  atau karena  aku pantas  untuk mengalaminya  tetapi semata-mata  karena   KREATIVITAS  ALLAHku  yang  Maha kuasa, yang  berkuasa  membiarkan  aku  berjalan sendiri  dan punya  kuasa besar  untuk  melakukan segalanya untukku. Aku  sadar  ketika  sudah  terjaga dari semua  itu.

Berbahagialah  hai jiwaku,  yang  merasakan sentuhan keselamatan  yang luar  biasa besar. Yang  sebenarnya  sama  sekali  sudah layak  untuk  dibuang, diinjak-injak, atau  dibakar seperti  sekam, atau  ditebang  seperti  pohon yang  tidak menghasilkan buah, tetapi  dibiarkan menghias  ladang  dunia  ini, dengan tetap berdiri  tegak bahkan  masih  tertanam  kokoh kuat. Oh… dari manakah  kukuatan itu… dari diriku, sama  sekali  tidak  ada peluang  untuk  tetap  bertahan hidup, namun kuakui sungguh.. karena  KESABARAN ALLAHku  yang  maha  besar  padaku, telah berkali-kali  aku  diberi  kesempatan kedua. Yach.. selalu  ada kesempatan kedua  untukku, dan belum  pernah ada  ultimatum  sebagai  kesempatan terakhir.

Berbahagialah  hai  jiwaku,  yang  merasakan sentuhan penghiburan yang  luar biasa  besar. Aku yang  sebenarnya  tidak pantas  untuk  memperoleh hiburan, karena  aku  tidak  terbiasa  untuk mencari penghiburan dalam DIA, dikaruniai penghiburan kasih dalam ROh kudus. Aku  yang  hanya  tahu  memelihara  kecemasan  dan kekuatiran   dalam  benak  dan memendamnya  dalam  hati  sampai  membusuk, sepantasnya  tidak  mendapatkan apa-apa. Tetapi  kutemukan  diriku selalu  dihibur  dan dianugerahi  kegembiraan  dengan kemudahan-kemudahan  yang   tidak pantas  kuperoleh. Hidup  yang enak, bangun pagi  dengan  badan yang  segar, makan minum tersedia, bergizi dan menyehatkan, music yang  memanjakan telingaku, pemandangan indah yang memanjakan mataku, fasilitas  hidup  yang nyaman  yang memanjakan  jari-jari tangan dan kakiku. Penghiburan  yang memanjakan  diriku. Sepantasnya  bukan   untukku, tetapi aku  telah menerimanya  dengan berlimpah-limpah. Sungguh, semua  itu kuakui  karena  PENGHIBURAN KASIH dari ALLAHku, yang  menyediakan semuanya  itu, tanpa  menghitung  seberapa  banyak  untukku.

Berbahagialah  hai jiwaku, yang merasakan sentuhan  sukacita  dan  damai  di  hati yang luar  biasa. Meski  telingaku mendengar  aneka   derita  dunia dan mataku memandang  derita  kehidupan  yang  tiada  henti, dan hatiku  selalu  diliputi  oleh kekuatiran akan masa  depan yang  tidak punya  jaminan  apa-apa  untuk  diriku dan duniaku. Aku  merasakan damai  setiap  hari  yang  selalu  gratis… dan sungguh-sungguh penuh. Sungguh  kuakui  semua  itu karena  KEDAMAIAN  ALLAHku  yang  selalu  melingkupi  aku dengan penuh bagaikan  awan  di sekelilingku.

Berbahagialah hai jiwaku,  yang selalu  merasakan doa-doa  dan harapanku  dipenuhi  dna terkabulkan, Sampai-sampai  aku merasa seolah-olah aku sendiri  yang memiliki  semua itu  dan  mataNYA  hanya  tertuju kepadaku dan memenuhi  kebutuhan hidupku. Bahkan aku alami, ketika  kusampaikan kerinduanku  untuk  dia , mereka dan kita  semua, aku selalu  merasa, semua  sudah  ada  dan tersedia. Aku  tidak  perlu  lama-lama  menunggu sampai bertahun-tahun  untuk menerima  semua  itu. Seketika  ketika  aku menghendaki  dan meminta semua  sudah  ada dan tersedia, bahkan lebih dan sisa. Sungguh.. kuakui bukan karena  aku pantas  menerimanya, tetapi  semata-mata karena KEKAYAAN ALLAHku  yang luar  biasa  berlimpah, aku  selalu  dan selamanya  mendapat  bagian seturut  yang kuperlukan.

Berbahagialah  hai jiwaku, sebab ALLAHMU yang  agung  itu, berkenan melakukan semuanya  menurut kehendakNYA  dan  berbahagialah karena  ALLAHmu menginginkan engkau bahagia.

Bersyukurlah hai jiwaku, dengan sepenuh hati, budi, jiwa, tenaga dan kekuatanmu, Bersyukurlah, sebesar  kebahagiaan yang  telah kaurasakan dan kauterima.

Bersyukurlah  sebab  engkau  dicintai, dicintai, dicintai  sungguh dengan penuh  dengan  kuasa.

Bersyukurlah dan  bersujudlah, biarlah KEKUASAAN  CINTA  semakin melimpah dalam hidupmu.

Pangkalpinang, 3 Des  2009 PEsta  st. fransiskus  xaverius pelindung  misi. 06. 45 WIB