Kamis, 08 September 2011

MELANGKAH BERSAMA YESUS

Berani melangkah maju adalah suatu pilihan menuju pada suatu tujuan yang ingin dicapai. Sebagaimana aku dan teman-teman, berani melangkah maju untuk menempuh tahap pembinaan sebagai calon biarawati KKS sebagai seorang postulant, setelah setengah tahun menjalani masa aspiran .

Senin, 15 Agustus merupakan hari bahagia bagi kami. Kami melangkah bersama dengan bangga, memakai jubah putih, dengan wajah berseri diterangi cahaya lilin. Rasa hati mengharubiru, meskipun belum apa-apa baru memasuki masa postulant, tetapi mengenakan jubah putih dengan lilin bernyala , mengucapkan niat dengan suara lantang, rasanya semua sudah tercapai. Kerinduan yang selama ini diperjuangkan dengan meninggalkan kampung halaman dan segala yang menarik, seolah terlunaskan, meski baru sebagai postulan.

Kami membulatkan niat hati untuk mengikuti jejak Yesus, sosok yang telah memikat hati, pikiran dan cinta kami. Kegembiraan yang tak dapat diuraikan dengan kata, hanya senyum kebahagiaan sebagai ungkapan terdalam yang disatukan dengan Perayaan Ekaristi Kudus. Alunan musik merdu, lagu-lagu yang indah dinyanyikan penuh semangat oleh para suster dan bruder, terdengar di telinga seperti suara malaikat yang memadahkan pujian bagi Allah. Kami merasa bagaikan tengah berada di pintu surga. Doa-doa yang dipanjatkan, serta Sabda Tuhan yang dibaca dan direnungkan mengantar kami menuju pelabuhan kasih Kristus bagi kami yang siap sedia membuka diri bagi sapaan Tuhan.

Kami siap untuk melangkah bersama Tuhan berjalan menyusuri lorong panggilan hidup yang suci. Meski kami tahu, perjalanan panjang dan berliku dengan tantangan yang siap menghadang. Kami siap berjuang bersama Tuhan, menyerahkan diri pada-Nya untuk dibentuk melalui para pendamping, pembimbing dan pendidik dalam Kongregasi. Kami siap berjuang bersama Tuhan, meski sadar, dalam banyak hal kami tidak tahu apa-apa dan harus banyak belajar agar semangat hidup Keluarga Kudus Nasaret, dalam iman yang teguh penuh pengharapan, dalam kesederhanaan dan siap sedia melayani, dalam doa dan ketaatan serta siap menderita suatu saat nanti menjadi milik kami dan terpahat di hati.*** Ivana

Berjuang Bersama Tuhan

Yesus, Engkaulah yang terbaik yang pernah aku kenal

Engkaulah yang selalu hadir di setiap langkahku

Engkaulah yang selalu menemani dan menghiburku

Engkaulah pembimbing dan sahabatku

Engkaulah kebenaranku

Engkaulah harapanku

Engkaulah darahku, nafasku, mataku, bahuku

Engkaulah tanganku dan hatiku

Engkaulah kekasih hatiku.

Aku tidak tahu, bagaimana melukiskan dengan lebih indah, lebih manis dan lebih dari semuanya , pengalamanku bersama Yesus. Keterbatasan diriku hanya mampu menyebut dari beberapa yang kurasakan bergejolak dalam diriku, ketika kukenang betapa aku sangat dicintai melebihi semua yang kuharapkan dan kubayangkan.

Aku tidak tahu, bagaimana harus mengatakan dengan mulutku, apa yang dirasakan hatiku, ketika aku yang tidak pantas dan layak ini, diberi waktu oleh Tuhan untuk mengenal-Nya lebih dekat dan dalam.

Aku tidak tahu, bagaimana harus membuktikan dalam tingkah lakuku, betapa agungnya kasih Tuhanku yang tiada duanya, yang telah memilih aku, dari sekian gadis dan teman-temanku untuk menelusuri jalan panggilan yang istimewa ini.

Bagiku, sangat istimewa, sebab Tuhanku, yang segalanya, berkenan mendekati dan mengajak dan mengangkat aku untuk memandang-Nya lebih dekat, mencintai-Nya lebih penuh, menyerahkan diri kepada-Nya lebih utuh.

Aku tidak tahu, bagaimana seharusnya aku bersikap tenang untuk mencoba menjawab pertanyaan yang muncul dalam benakku, akankah semua yang kualami ini, kasih setia dan cinta-Nya, waktu dan kesempatan berharga yang diberikan-Nya akan terus berlangsung dengan baik-baik saja?

Aku tidak tahu, bagaimana seharusnya menjawab dengan segera, bagaimana seharusnya menunjukkan kepada mereka dan kepada-Nya bahwa aku sangat ,sangat bahagia karena dikasihi-Nya dengan cinta yang besar.

Satu yang aku tahu dari renungan indah senja itu, kala langkahku serasa mantap meski dengan batin yang gemetar dan jantung berdebar kencang untuk menyatakan di hadapan-Nya, aku mau menyerahkan diri untuk-Mu Tuhanku. Bahwa hidup adalah perjuangan.

Aku tidak tahu bagaimana aku harus berjuang. Untuk sesaat ke depan dan selamanya untuk belajar setia pada-Nya yang telah memanggil dan memilihku. Aku hanya tahu, Dia mencintaiku dan aku mau menyerahkan diriku untuk-Nya dan mau berjuang bersama-Nya.*** Marsela.

Wanita yang Kuat dan Teguh


Ada pernyataan dalam dunia kita bahwa wanita, perempuan sebagai makluk yang lemah. Yang layak untuk dilindungi dan dijaga. Dengan segala kelebihannya, keberadaan wanita secara fisik memang lemah, setidaknya inilah adanya ketika dibandingkan dengan pria. Namun, lemah secara fisik tidak mengindikasikan lemah dalam ranah hidup lainnya. Fisik boleh lemah, tetapi tidak untuk dimensi yang lain. Banyak kisah yang kita dengar tentang wanita yang kuat, teguh dan perkasa, bahkan dalam kondisi tertentu lebih kuat dari kaum pria.

Kita hendak merenungkan kekuatan, keteguhan seorang wanita yang luar biasa hebat, bertahan, yang karena kekuatannya, namanya harum sepanjang jaman. Dialah Maria, Ibunda Yesus dari Nasaret, wanita biasa dan sederhana namun memiliki kekuatan yang luar biasa besar dan hebat yang melebihi wanit lainnya. Kekuatan apa yang sangat istimewa dari Maria? Kekuatan iman. Iman Maria kepada Allah, Yahwe yang menyelamatkan, sangat besar dan kuat. Kekuatannya melampaui batas akal budi dan daya nalar manusiawi. Bagaimana mungkin dalam situasi hidup yang tidak menentu, yang tidak punya jaminan, Maria sungguh menaruh harapan pada Tuhan? Bagaimana mungkin, dari ketidaktahuan dan kesederhanaannya, Dia berani menjawab tawaran Allah untuk menjadi Bunda Penebus? Bagaimana mungkin semua yang direncanakan Allah , yang telah diramalkan oleh para nabi, tergenapi dalam dirinya dan diri Puteranya Yesus? Bagaimana mungkin ? bagaimana mungkin?

Kekuatan iman Maria yang besar dan teguh, telah membuktikan bahwa semuanya mungkin, sungguh-sungguh selalu mungkin dan ada kemungkinan di balik sesuatu yang tidak mungkin. Sebab Maria yang memiliki kekuatan iman yang lebih keras dan kuat dari batu karang, menyakini segala sesuatu mungkin bagi Allah. Cukup sekali, tidak perlu diulangi dan diyakinkan lebih oleh malaikat Gabriel, bahwa “ bagi Allah tidak ada yang mustahil”. Maria tidak butuh tambahan waktu untuk mempertimbangkan lebih.Maria tidak butuh banyak kata peneguhan dan kalimat inspiratif untuk meyakinkannya. Maria tidak butuh banyak, karena Maria memiliki kekuatan besar yang dapat mengatasi semuanya yakni IMAN.

Imannya pada Allah tak tergoyahkan. Sehingga barangkali bagi mata manusia atau telinga manusiawi kita yang melihat atau mendengarnya, akan merasa janggal, aneh dan mustahil. Segala yang mustahil, telah menjadi mungkin ketika Maria menggunakan kekuatan imannya untuk menjawab Allah : “ Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu”.Keteguhan imannya telah membuktikan kepada dunia bahwa “benih penyelamat” sungguh telah tertanam dan bertumbuh dalam rahimnya. Keyakinan imannya yang besar, telah membuktikan kepada dunia bahwa Fiatnya telah dijalaninya dalam kerendahan hati dan kekuatan iman yang besar. Imannya bernyala kuat, tidak sekadar seperti nyala lilin atau obor, yang dapat padam, lenyap atau habis meleleh. Kekuatan imannya bagaikan kekuatan sinar matahari yang selalu bersinar tanpa henti, yang memancarkan percikan harapan pada kehidupannya yang penuh misteri.

Kekuatan imannya telah membuktikan kepada dunia, bahwa segala keterbatasan daya manusiawi, kelemahan dan kekurangan, ketidakberdayaan dan situasi sulit, tantangan dan derita tidak mampu memadamkan percikan sinar harapan hidupnya.Kekuatan imannya yang teguh bagaikan baja, tak tergoyahkan telah meyakinkan dunia, meyakinkan saya dan Anda bahwa ada kekuatan besar yang bersembunyi di balik kelemahan yang nampak secara manusiawi. Kekuatan imannya telah membuktikan kepada dunia, saya dan Anda bahwa dunia dengan segala kejahatan dan intrik-intriknya dapat dikalahkan oleh kekuatan iman. Bahwa kekuatan iman dapat mengubah segalanya. Yang tidak kelihatan menjadi jelas, yang gelap akan nampak lebih terang dan cemerlang, yang mati bahkan nampak hidup, yang sedih akan gembira. Bahwa kekuatan iman melampaui semua yang dapat dipikirkan dan dinalarkan oleh budi.

Wanita kuat ini, yakni Maria telah membuktikan semuanya dan dunia telah mengakuinya. Tidak ada kekuatan lain yang lebih dahsyat dari Maria, yang membuatnya kuat teguh bertahan sebagai Ibu Juruselamat yang setia sampai di bawah kaki salib, puteranya.

Kekuatan wanita kuat ini, telah menginspirasi jutaan orang di dunia untuk bertahan hidup dalam kesulitan, berani berjuang dan berkorban, berani menahan lapar, haus, berani dihina, dicerca, berani hidup sendiri, kesepian dan merana lahir batin, berani menyangkal diri dan berani memilih menyerahkan kehendak diri, karena tahu bahwa sudah terbukti bahwa segala sesuatu mungkin bagi orang yang beriman, yang menaruh harapan dan kepercayaannya kepada Allah Tuhannya. Berbahagialah dia yang percaya sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana. Wanita kuat ini, menjadi wanita yang sangat bahagia karena telah percaya dan telah melihat bahkan mengalami segalanya dari kekuatan imannya yang membara kepada Allah.

Siapapun yang ingin berbahagia, di dunia ini dan kelak, layak menimba kekuatan dari wanita kuat dan perkasa ini. Belajar untuk percaya meskipun kelihatan tidak masuk akal. Belajar untuk meyakini, meski ragu dan bimbang menyelinap di hati.Belajar untuk tetap berusaha dan berjuang, meskipun kelihatan tidak ada hasil yang baik dan kemajuan.Belajar untuk tetap yakin, bahwa tidak ada sesuatu yang ditemui, yang dialami yang kelihatan dan sudah dijalani yang tidak diberkati. Semua diberkati Tuhan. Belajar untuk tetap yakin bahwa tidak ada perasaan buruk, pengalaman buruk yang terus bertahan dan abadi.Belajar untuk terus kuat dalam keyakinan bahwa Tuhan ada, selalu hadir, dan masih terus berkarya untuk merawat, memelihara, melengkapi yang kurang dari usaha kecil manusiawi kita.

Siapapun yang ingin berbahagia, mesti belajar untuk tetap menguatkan kemauan dan kehendaknya untuk tetap berdiri teguh dalam iman.Berani untuk hidup seperti sebagaimana yang dikehendaki Tuhan, sejak awal mula kita dipanggil dan dikaruniai kemampuan untuk hidup dalam kebebasan sebagai putera puteri Allah.***

SEMAKIN MENGENAL DIRI, SEMAKIN BEBAS

Semakin Mengenal diri , Semakin Bebas

Pada akhir bulan Juli lalu, diadakan week end bagi para suster yunior di Belinyu. Hal yang sangat menggembirakan hatiku, keluar dari rutinitas harian, bertemu dengan teman-teman yunior untuk saling berbagi pengalaman hidup. Sebenarnya setiap hari kami sudah biasa bertemu, apalagi dalam komunitas yang sama.Tetapi bagiku, bertemu dalam week end merupakan sesuatu yang memiliki isi dan muatan yang berbeda.

Tema yang diangkat dalam week end para yunior ini adalah mengenal dan menemukan tipe kepribadian diri dan sesama yang disoroti dalam MBTI. Betapa pentingnya mengenal kepribadian diri sendiri dan sesama dalam proses perkembangan hidup panggilan dan pelayanan. Yang disoroti MBTI merupakan potensi bawaan seseorang, yang memuat kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan sesama. Dengan demikian, upaya untuk mencapai kesecerdasan kepribadian yakni keseimbangan hidup dalam kehidupan bersama.

Melalui teori MBTI ini, kami dapat mengenal sumber energy kehidupan yang dimiliki seseorang , berasal dari luar dirinya ( ekstrover) atau dari dalam dirinya (introvert). Kami boleh mengenal bagaimana cara seseorang mengumpulkan informasi bagi dirinya, melalui pengindraan atau sensing atau melalui intuisi. Kami juga boleh mengenal cara seseorang mengambil keputusan dengan menggunankan pikiran ( thingking) atau perasaan ( feeling) dan bagaimana seseorang menata hidupnya atau gaya hidupnya yang judging atau perceiving.

Melalui proses pembelajaran ini dan diperkaya dengan sharing pengalaman dari teman-teman, aku merasa semakin yakin dapat menemukan kekuatan yang dapat aku kembangkan dan kelemahan diri yang perlu mendapat perhatian dan pengolahan yang lebih intensif. Dengan mengenal sesama, aku dapat belajar lebih memahami tingkah laku mereka. Dengan proses ini, rasanya aku semakin menjadi bebas dan semakin terbuka mata hatiku untuk lebih serius mengolah hidupku, karena bagaimanapun, dengan semakin diri sendiri lebih baik dan utuh, aku akan semakin mengenal Tuhan.***Andin