Rabu, 28 April 2010

BERAWAL DARI SEBUAH MIMPI


 

Bagi sebagian orang, mimpi merupakan salah satu petunjuk pilihan hidup meski mungkin bagi yang lain, mimpi sekadar sebagai bunga tidur. Ada juga yang merasa mimpi sebagai sebuah pewahyuan Tuhan terhadap  seseorang.Tentu tidak semua mimpi memuat  maksud tertentu  atau berupa pewahyuan dari Tuhan untuk seseorang. Terserah percaya  atau tidak percaya, yang pasti bagi saya mimpi  pada suatu saat tertentu merupakan sebuah petunjuk Tuhan. Mungkin karena saya  suka tidur  dan mudah tidur, maka mudah juga untuk bermimpi. Rasanya setiap kali tidur selalu ada mimpi dengan motif  bermacam-macam. Umumnya  mimpi saya pada hal-hal yang belum pernah terjadi, pada  tempat-tempat yang belum pernah saya kunjungi.Bahkan sering mimpi bersambung, maksudnya  dulu pernah mimpi dan ketika bermimpi  dalam mimpi saya merasa  ada sambungan dari  mimpi yang dulu.

Banyak mimpiku telah menguatkan saya dalam menjalani hidup, bahkan gara-gara mimpi juga  saya telah memilih KKS  sebagai  tempat  labuhan hati saya  untuk mewujudkan panggilan dan cinta saya pada Tuhan. Awal kisah, sejak kelas dua SMP saya  telah aktif berkoresponden dengan beberapa tarekat suster, karena sejak kecil sangat tertarik menjadi suster. Selama  lebih dari  tiga tahun saya berkontak dengan suster Pasionis di wilayah  Sekadau  Kalimantan Barat.Beberapa susternya saya kenal melalui koresponden. Mereka sangat  memperhatikan dan membantu saya melalui bimbingan lewat surat. Kedekatan dengan suster pasionis  meyakinkan saya bahwa inilah tempat yang tepat bagi saya. Waktu  yang memisahkan kami dan menahan hasrat saya untuk cepat-cepat masuk, karena  salah satu persyaratan masuk biara  harus memiliki  ijazah Sekolah Menengah Atas.

Tuhan memang selalu punya cara tersendiri  dan waktu yang tepat untuk melakukan yang dikehendaki-Nya. Beberapa bulan sebelum ujian terakhir saya mendapat brosur dari teman sekolah yang telah beberapa waktu berkoresponden dengan suster KKS. Melihat  brosur  dan mendengar nama Pangkalpinang, muncul dorongan ingin berkoresponden dengan suster KKS  di Pangkalpinang.Keinginan diperkuat  ada seorang teman yang  sudah berkontak dan menyatakan setelah tamat  akan berangkat  ke Pangkalpinang. Hobiku untuk berkoresponden mendukung  keinginan ini, saya mencoba menulis surat  dan mendapat tanggapan dari KKS.

Ketika waktu semakin mendekat, kedua tarekat  ini masing-masing memaparkan  rote perjalanan, biaya yang dibutuhkan, persyaratan yang mesti dipenuhi dan petunjuk lainnya. Gawat, sampai sejauh itu orang tua belum tahu keinginan dan cita-citaku, meski sebenarnya  sudah lama mereka tahu niat itu dari pola hidupku. Orang tua  tidak jadi masalah, lebih mudah untuk diyakinkan asal dengan cara yang tepat.  Tetapi memilih antara  CP atau KKS, Kalimantan atau Pangkalpinang bukanlah hal mudah.

Saya sedikit  tahu diri  dan sadar  bahwa keputusan awal merupakan langkah untuk selanjutnya. Salah memilih bisa  fatal. Saya juga sadar bahwa pilihan ini bukan sekadar  untuk mencoba-coba, bukan asal pergi dari rumah atau merantau sehingga kalau tidak suka, atau tidak cocok bisa cari yang lain. Saya sadar bahwa menjadi suster  adalah panggilan dan pilihan Tuhan, tidak sekadar  seperti saya memilih baju atau sepatu, yang kalau tidak suka tidak perlu dipakai atau kalau usang dibuang, kalau bosan ditinggalkan. Meski masih sangat  muda, tetapi berkat bimbingan, saya mengerti bahwa pilihan awal harus  merupakan sebuah keputusan akhir. Bagaimana saya bisa tahu saya bertahan sampai akhir dan tidak lari, tidak sempat  terpikir  atau masuk dalam pertimbangan saya. Bagi saya yang penting kalau Tuhan sendiri yang mau, pasti Dia akan mengurus, memelihara dan menjaga saya. Saya cuma tahu bahwa  Sabda-Nya  dalam Lukas 12 :31 sangat memikat saya: “ Carilah dulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya akan ditambahkan kepadamu.” Di antara  keraguan dan kebimbangan saya mempunyai feeling bahwa kalau Tuhan yang mau, meski banyak tantangan, halangan, pasti akan terwujud. Feeling ini diperkuat  dengan pengalaman di mana apa yang aku impikan selalu terwujud, yang aku inginkan terpenuhi, yang aku harapkan selalu ada, bahkan sering yang tidak kuduga disediakan Tuhan bagiku.Meski  kini baru kutahu bahwa hal-hal itu semacam suatu keberuntungan awal, perjalanan selanjutnya  tidak semudah langkah awal.

 Bunda Maria  menjadi andalan untuk mengadu isi hati, memohon petunjuk agar  tepat. Bahkan saya berani berdoa, kalau benar  rasa hati yang telah lama  bersemi di hati adalah kehendak Tuhan, berilah petunjuk yang meyakinkan saya bahwa pilihan ini tidak keliru dan membawa berkat bagi  diriku, keluarga , sesama dan untuk Tuhan.Bahkan berani berjanji dengan Bunda Maria, kalau sungguh kehendak Tuhan,saya berani tinggalkan segalanya  dan berani berjuang untuk itu. Banyak waktu dihabiskan untuk berlutut  di gua Maria dan banyak darah telah diisap nyamuk  tanpa sadar karena khusuk berdoa. Berdoa, merenung, mengadu atau mengancam Tuhan, tidak jelas  bagi saya waktu itu yang penting di depan Bunda  merasa  tenang  dan nyaman.

Malam menjelang  pagi pada hari terkhir ujian Nasional, ketika  seluruh waktu, energy,  perhatian terserap  untuk belajar, mimpi itu datang. Sebuah kapal kayu  berlayar jauh  dengan banyak penumpang yang  tidak dikenal mampir  di dermaga kotaku. Bersama beberapa sahabat dari kejauhan kami melihat kapal kayu itu sambil  mencari tahu dari mana kapal itu dan ke mana dia pergi. Sebelum ada jawaban, musibah menimpa kapal itu padahal tidak ada ombak dan angin badai. Di  depan mata mimpiku, kapal itu terbalik dan hampir tenggelam. Aku terkejut  mengapa tiba-tiba terbalik dan lebih mengejutkan ada sesuatu yang berasal dari kapal  terbang ke arahku dan seolah menuju kepadaku. Aku menangkap seperti menangkap bola kasti mainan dari kertas. Benda itu tertangkap  olehku, terperangah kulihat, sebuah patung Keluarga Kudus  setengah badan yang cukup berat. Waktu itu, aku belum pernah melihat patung keluarga Kudus, kalau patung bunda Maria  atau Hati Kudus, sudah banyak beredar  dan dimiliki keluarga.

Masih dalam alam mimpi tanpa  aku berpikir, batinku sadar dan tahu, patung Keluarga Kudus adalah petunjuk Tuhan dan jawaban Bunda Maria atas  doa-doaku bahwa  Keluarga  Kudus, KKS  adalah pilihan Tuhan untukku.

Mimpi ini masih segar  dalam ingatanku dan gambaran patung Keluarga  Kudus  setengah badan dalam mimpi masih menghantui aku setiap kali memandang patung atau masuk toko rohani. Banyak patung Keluarga  Kudus  telah beredar tetapi belum kutemukan seperti dalam mimpiku.Bukan mimpi, kalau sampai  KKS  berumur  lima puluh tahun secara konstitusional, aku berada di sini bersama teman-teman seperjuangan dan sepanggilan untuk berjuang. Perziarahan hidup iman, hidup panggilan, hidup manusiawi dan hidup pelayananku di KKS  hanya berawal dari sebuah mimpi.

Kukenang  St.Yosep, suami bunda Maria, pelindung  KKS, mengenal petunjuk Tuhan  melalui mimpi dan berani taat pada kehendak Tuhan melalui mimpi. Kalau aku seorang KKS  bermimpi dan berani melihat  kehendak Tuhan melalui mimpi, kini aku tidak heran dan terkejut  lagi, sebab rupanya  Tuhan dapat menyatakan kehendak-Nya melalui mimpi. Sempat  aku berpikir, Tuhan juga  punya mimpi impian khusus  buatku dan buat  KKS. Beberapa telah disingkapkan-Nya melalui pendahulu, perintis, para  pionir  dan semua  yang berani bermimpi dan berani percaya keajaiban mimpi. Masih tersimpan impian abadi yang hendak disingkapkan-Nya kepada umat-Nya, mimpi akan keselamatan semua anak-Nya.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar