Wajah ceria penuh sukacita dengan senyum manis di bibir menghias arakan keempat aspiran: Esti, Debrith, Petra dan Maria yang hendak menerima busana postulan. Meski baru sebagai langkah awal untuk meniti hidup membiara, toh langkah penuh keyakinan mengisyaratkan keberanian mereka untuk melangkah maju dengan satu harapan, sekali maju tidak akan mundur. Mereka telah menjalani masa aspiran selama kurang lebih setahun di komunitas St.Yosep dan komunitas St.Theresia. Pengalaman hidup bersama para suster dalam komunitas karya, menjadi masa indah yang telah mengantar mereka berani melangkah setapak lagi dalam masa pembinaan, menuju harapan dan cita-cita luhur.
RD.Pramodo yang memimpin Perayaan Ekaristi sore itu, 15 Agustus 2012 menyatakan turut gembira dan bersukacita bahwa di tengah hiruk pikuk dunia ini masih ada putri-putri yang bersedia mengikuti Kristus. “Segala yang baik dimulai dengan langkah kecil yang sederhana. Meski belum disapa suster, tapi busana putih sudah menjadi tanda yang membedakan dengan para gadis lainnya.Apa yang dicita-citakan perlahan-lahan terwujud melalui proses dan mesti diterima dengan gembira. Kalau tidak bisa merasa gembira dan bahagia, lebih baik tidak usah jadi suster. Menjawab panggilan Tuhan yang merupakan misteri, dengan tahap-tahap pembinaan yang harus dilalui, semuanya merupakan proses di mana Tuhan sendiri membentuk setiap pribadi untuk semakin sesuai dengan kehendak-Nya”, demikian ungkapnya dalam homili yang sarat dengan guyon. Dalam Perayaan Ekaristi ini juga, ada upacara pembaharuan niat Sr.Marsella dan Pembaharuan kaul Sr. Mariana, KKS.
Tidak ada acara digelar, hanya makan malam bersama. Namun, sebagaimana sudah tradisi bagi anak muda masa kini. Makanan terasa hambar kalau mata tidak dimanja dengan tontonan. Secara spontan masing-masing maju membawakan lagu, tarian yang membuat suasana makan malam dipenuhi dengan gelak tawa yang menggembirakan. Proficiat.***hm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar