Kita hidup dan berada sebagai satu keluarga Allah, satu tubuh dalam Kristus ( Rom 12 : 4). Panggilan untuk hidup sebagai saudara, satu tubuh dalam Kristus senantiasa diperbaharui dalam Ekaristi suci, di mana kita semua menerima Roti yang berasal dari sumber dan asal yang sama, Yesus Kristus Tuhan kita. Kita sekalipun banyak tetapi satu tubuh karena itu dituntut untuk berusaha memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera : satu tubuh, satu Roh, sebagaimana kita dipanggil dalam satu pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita : satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa.
Sebagai Kongregasi kita menghayati persekutuan hidup dengan Gereja, yang terarah untuk selalu memupuk dan menghayati semangat persaudaraan, semangat missioner dalam seluruh gerak hidup kita. Kesediaan untuk menjadi bagian hidup sesama merupakan perwujudan panggilan kita sebagai saudara Se-Bapa. Keprihatinan, duka, kecemasan dan harapan Gereja menjadi keprihatinan, duka , kecemasan dan harapan kita juga, demikian ditegaskan dalam GS.
Menjadi bagian hidup sesama, mengandaikan kita dalam hidup bersama, menaruh pikiran, perasaan seperti pikiran dan perasaan Yesus, yang telah mengosongkan diri-Nya untuk menjadi sama dengan kita manusia, menjadi bagian hidup manusia secara penuh ( Fil.2 : 5). Menjadi bagian hidup sesama, memperhadapkan kita pada realita kelemahan manusia yang dapat saling melukai, sekaligus saling menyembuhkan, dapat saling menyakiti, sekaligus dapat mengampuni, dapat menyadari adanya jurang perbedaan yang besar antara setiap pribadi namun sekaligus dapat menyadari kesamaan sebagai putra-putri Allah yang telah ditebus dengan darah Putera-Nya di salib.
Menjadi bagian hidup sesama, mengandaikan kita berani melepaskan diri dari ego diri untuk membentuk hati yang selalu tergerak menuju orang lain.Mengandaikan kita berani menerima dan mempercayai orang lain, menghargai perbedaan dan kebhinekaan dalam kehidupan bersama dan dalam pelayanan. Bersedia menjadi bagian hidup sesama memperhadapkan kita dengan keberanian untuk membentuk diri sebagai insan dan komunitas yang berani bertobat terus-menerus.
Menjadi bagian hidup sesama mengharuskan kita menjadi guru bagi sesama dan sekaligus murid yang selalu mau belajar dari sesama dan segenap ciptaan yang di dalamnya kita menemukan pewahyuan diri dan karya Allah yang agung yang mengarah kepada kesatuan dan bagian utuh dari seluruh ciptaan. Menjadi bagian hidup sesama secara aktif merupakan upaya untuk memperkaya hidup baik di hadapan Allah maupun di hadapan sesama. Kehidupan akan semakin miskin dan dipermiskin bila kita enggan mengambil bagian dan terlibat dalam hidup sesama kita.
Kita sebagai religius KKS yang mendasarkan hidup dan karya menurut semangat Keluarga Kudus, sepantasnya bersukacita dan selalu menciptakan situasi diri dan komunitas yang selalu terlibat menjadi bagian hidup sesama. Sepantasnya secara bersama dan pribadi berupaya terus-menerus dengan kerendahan hati mengakui kelemahan dan kelebihan sesama, yang di dalamnya kita menemukan kelemahan kita sendiri. Sepantasnya kita senantiasa menaruh hati, sepikiran dan seperasaan dengan Yesus, agar semakin dapat mengosongkan diri seperti Yesus, Maria dan Yosep, secara penuh menjadi bagian hidup seluruh umat manusia di dunia. Hanya dengan demikian, kita semakin memperkaya kehidupan kita di hadapan Allah dan sesama. *** H. Martine
Tidak ada komentar:
Posting Komentar