Jumat, 01 Oktober 2010

KESEDIAAN UNTUK TERLIBAT MENJADI BAGIAN HIDUP SESAMA


 

Kita  hidup dan berada  sebagai satu keluarga Allah, satu tubuh dalam Kristus ( Rom 12 : 4). Panggilan  untuk hidup  sebagai saudara, satu  tubuh dalam Kristus  senantiasa  diperbaharui dalam Ekaristi  suci, di mana  kita  semua menerima Roti yang berasal  dari sumber dan asal yang sama, Yesus Kristus  Tuhan kita. Kita  sekalipun banyak tetapi satu tubuh  karena itu dituntut  untuk berusaha memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera : satu tubuh, satu Roh, sebagaimana  kita dipanggil  dalam satu pengharapan yang terkandung  dalam panggilan kita : satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa.

Sebagai  Kongregasi kita menghayati persekutuan hidup  dengan Gereja, yang terarah  untuk selalu memupuk  dan menghayati semangat persaudaraan, semangat  missioner  dalam  seluruh gerak hidup kita. Kesediaan untuk menjadi bagian hidup sesama merupakan perwujudan panggilan kita  sebagai saudara  Se-Bapa. Keprihatinan, duka, kecemasan dan harapan Gereja menjadi keprihatinan, duka , kecemasan dan harapan kita juga, demikian ditegaskan dalam GS.

Menjadi  bagian hidup sesama, mengandaikan  kita  dalam hidup bersama, menaruh pikiran, perasaan seperti  pikiran dan perasaan Yesus, yang  telah mengosongkan diri-Nya  untuk menjadi sama dengan kita manusia, menjadi bagian hidup manusia secara penuh ( Fil.2 : 5). Menjadi bagian hidup sesama, memperhadapkan kita  pada  realita kelemahan manusia  yang dapat  saling melukai, sekaligus  saling menyembuhkan, dapat  saling menyakiti, sekaligus  dapat  mengampuni, dapat  menyadari adanya  jurang perbedaan yang  besar  antara setiap pribadi namun sekaligus  dapat  menyadari  kesamaan sebagai putra-putri Allah yang  telah ditebus  dengan darah Putera-Nya  di salib.

Menjadi bagian hidup sesama, mengandaikan kita  berani melepaskan diri dari ego diri untuk  membentuk hati yang  selalu tergerak  menuju  orang  lain.Mengandaikan kita berani menerima dan mempercayai orang lain, menghargai perbedaan  dan kebhinekaan dalam kehidupan bersama dan dalam pelayanan. Bersedia menjadi bagian hidup sesama memperhadapkan kita dengan  keberanian untuk membentuk diri sebagai insan  dan komunitas  yang berani bertobat  terus-menerus.

Menjadi bagian hidup sesama mengharuskan kita menjadi guru bagi sesama dan sekaligus  murid  yang selalu mau belajar dari sesama dan segenap  ciptaan yang di dalamnya kita menemukan pewahyuan diri dan karya Allah yang  agung yang mengarah kepada  kesatuan dan bagian utuh dari seluruh ciptaan. Menjadi bagian hidup sesama secara  aktif  merupakan upaya untuk memperkaya hidup  baik di hadapan Allah maupun di hadapan sesama. Kehidupan akan semakin miskin dan dipermiskin bila  kita enggan mengambil  bagian  dan terlibat  dalam hidup sesama kita.

Kita  sebagai  religius  KKS  yang mendasarkan hidup dan karya  menurut  semangat Keluarga Kudus, sepantasnya bersukacita dan selalu menciptakan situasi  diri dan komunitas  yang selalu terlibat menjadi bagian hidup sesama. Sepantasnya  secara bersama  dan pribadi berupaya  terus-menerus  dengan kerendahan hati mengakui kelemahan dan kelebihan  sesama, yang  di dalamnya kita menemukan kelemahan kita sendiri. Sepantasnya  kita senantiasa menaruh hati, sepikiran dan seperasaan dengan Yesus, agar semakin dapat mengosongkan diri seperti Yesus, Maria  dan Yosep, secara  penuh menjadi bagian hidup seluruh umat manusia  di dunia. Hanya  dengan  demikian, kita  semakin memperkaya  kehidupan  kita  di hadapan   Allah  dan sesama. *** H. Martine

Tidak ada komentar:

Posting Komentar