Minggu, 03 Oktober 2010

Pesta 25th Sr. Gabriella, KKS


 

Bukan karena  enggan  merepotkan sesama.Bukan pula karena kurang  tepat waktunya yang  mepet  baru  selesai retret. Juga  bukan karena tidak memiliki banyak  teman di luar  sana. Sr. Gabriella,  memilih untuk  merayakan   pesta perak hidup membiara, tanpa   mengundang siapa-siapa.Sungguh hanya   tiga  keluarga yang mendapat  kehormatan khusus  diundang  untuk turut  bersyukur. Namun, baginya  pesta  tidak  begitu penting, yang terpenting  adalah  bersyukur.Merayakan  suatu kenangan istimewa  yang  terbaik  adalah bersyukur dalam Perayaan Ekaristi meriah. Karena Ekaristi  adalah  kurban syukur, kurban penebusan  dari Kristus  Sang  Junjungan.

Persis  dalam retret  yang baru selesai tema sentralnya adalah  misteri  Perayaan Ekaristi sebagai misteri penebusan Kristus bagi keselamatan manusia. Dalam Ekaristi  tercakup  semua  yang  menjadi  sumber  sukacita  penebusan dan pengharapan, sumber  dan puncak  hidup beriman. Misteri  Ekaristi  merupakan misteri  pemberian diri Kristus yang teristimewa  dan tak terbatas. Misteri  Ekaristi menghendaki pula agar semua  yang  terlibat mengambil bagian  dalam misteri ini  menjadi pribadi ekaristis, yang  mampu memberikan, membagikan hidupnya bagi orang lain, bagi dunia.

Bagi Sr.Ella, demikian bisa  dia disapa, memberikan diri  yang  terindah dan istimewa  adalah kepada  Tuhan sendiri, dalam seluruh penyerahan hidupnya. Ella  sudah mempersembahkan diri kepada  Tuhan lebih dari 25 tahun, dalam suka duka hidup  di biara. Pemberian diri yang telah diwujudkan melalui pelayanan kepada sesama dalam aneka  bentuk. Ella telah berkelana dari komunitas satu ke komunitas  lain, dengan variasi tugas  dan pelayanan. Semua itu telah diterima  dengan sepenuh hati dan dijalani dengan sukacita.

Pelayanannya  yang  berada  dalam biara  sebagai sekretaris  Kongregasi membuatnya  tidak banyak keluar  dan bergaul  dengan banyak orang. Apapun pelayanan tidak jadi masalah, di dalam atau di luar, bahkan di mana saja  tidak pernah boleh menjadi  halangan untuk  memuliakan Allah.

Suster  yang  sejak awal profesi  perdana 25 tahun lalu memilih moto “Tuhanlah perisai  dan kekuatanku ( Mazmur    ), mencoba  untuk sungguh-sungguh  menghidupkan moto  biblis ini  dalam seluruh pelayanannya. Sejak awal, banyak  berniat  masuk  biara banyak tantangan yang  dialami, terutama dari luiar  dirinya berupa   ajakan dan bujukan untuk  tinggalkan hidup membiara. Namun, Ella tetap bersikeras bertahan dengan satu  kekuatan yang diperolehnya dari Tuhan sendiri. Tuhanlah yang  melindungi, menudungi dan mengerjakan semuanya   baginya  dan dalam dirinya.

Kekuatan Tuhan sebagai perisai hidup inilah yang tetap menginspirasinya sampai hari ini  untuk memberikan diri  dalam pelayanan  sesuai  yang  dipercayakan Tuhan kepadanya melalui Kongregasi. Proficiat.***

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar