Rabu, 05 Oktober 2011

SEGALA SESUATU ADA MASANYA

Hari demi hari aku merasakan sesuatu yang berbeda. Banyak peristiwa hidup yang berbeda dan tak terduga hadir di hadapanku. Kupandang semua itu sebagai sebuah tantangan, cobaan dan bahkan kesulitan. Sama seperti semua orang lain, aku tidak menginginkan , cobaan, kesulitan dan derita. Meski demikian aku juga tidak bisa menghindari apa yang menurutku sebagai kesulitan sudah hadir di hadapanku. Aku sadar, kita dilahirkan bukan untuk menghindari kesulitan dan derita tetapi dilahirkan dengan sejumlah kemampuan untuk memproses hidup yang lebih baik yang bisa membebaskan diri dari kesulitan dan derita.

Aku juga sadar, panggilan Tuhan yang sedang kujawab ini adalah panggilan untuk menderita. Tetapi aku yakin juga bahwa penderitaan yang dimaksud merupakan sebuah proses hidup untuk semakin sesuai dengan rencana dan kehendak-Nya. Maka setiap kali ketika aku kurang mampu memproses hidupku sesuai kehendak-Nya tetapi kehendakku sendiri, aku merasakan penderitaan itu.

Terkadang dalam pengalaman hidup, tidak mudah menerima kesulitan yang kualami adalah dari diriku sendiri. Masih banyak hal kurasakan orang lain penyebab penderitaan itu.Karena itu, aku menjadi semakin menderita dan merasa enggan serta sebisa mungkin menghindar dari hal-hal yang kuanggap sulit dan membuatku menderita dan apalagi pikirku merekalah yang membuatku menderita.

Lama perasaan ini bercokol dalam diriku. Namun berkat kemurahan Tuhan dan semangatku untuk keluar dari kesulitan aku berani merefleksikan peristiwa hidup yang baru dan berbeda setiap hari. Aku mulai bertanya apakah penyebab kesulitan dan ketidakmampuan ini dari diriku atau dari orang lain atau situasi tertentu? Refleksi ini membantu aku untuk menemukan sumber kesulitan hidupku. Akhirnya aku mulai mampu menerima dengan penuh syukur pengalaman yang boleh kualami meskipun mata manusiaku menganggap tidak menyenangkan.

Aku semakin disadarkan melalui refleksi bahwa apapun yang terjadi yang kualami, dalam rencana Tuhan. Tuhan menghendaki sesuatu dari diriku dalam situasi seperti itu. Dari situlah, aku lebih yakin, lebih percaya dan berharap bahwa Tuhan yang memiliki rencana yang selalu baik dan indah untuk anak-anak-Nya juga mempunyai rencana indah untukku meskipun jalannya adalah kesulitan yang kurasakan sebagai penderitaan.

Aku mencari bagaimana caranya harus memproses hidup agar hal yang kualami sebagai derita itu perlahan menjadi sebuah berkat dan membentuk diriku menjadi pribadi yang lebih kuat dan teguh. Penderitaan mengantar aku untuk lebih berjuang dan berusaha memacu diriku agar lebih berguna bagi orang lain. Aku mencoba untuk melihat hal-hal yang positif, mulai dari pikiran dan perbuatanku dan berusaha untuk bangkit dari kesalahan, kekurangan, kelemahan meskipun kenyataannya masih harus jatuh bangun. Memang tidak semudah yang kuangankan, rasa sepi, tak berharga, rasa ditinggalkan bahkan nyaris putus asa tetap menghampiriku, persis ketika aku berupaya sekuat tenaga untuk bangkit dari kelemahanku. Dalam keadaan seperti ini, aku hanya bisa menyerahkan diri kepada Tuhan dan membiarkan diriku dijamah, dikuatkan, dibentuk oleh Tuhan sendiri melalui semua derita rasa dan hati. Aku berharap dan percaya, segala sesuatu ada masanya. Ada saat untuk mengalami derita tapi juga ada saatnya di mana kekuatan, semangat hidup, harapan dan kebahagiaan menjadi bagian dari hidupku. ***Andin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar